Tantangan Pendampingan Kepariwisataan di Masyarakat Baduy
Keywords:
Pendampingan Kepariwisataan, Masyarakat Baduy, Desa Kanekes, Kabupaten LebakAbstract
Keberlanjutan pengelolaan pariwisata perdesaan salah satunya ditentukan oleh kemampuan pengelola menjalankan tata kelola wisatanya secara otonom. Artinya, pihak pengelola perlu memiliki aturan main yang jelas agar dapat diterima semua pihak. Tampaknya belum semua pengelola wisata memiliki kecakapan dalam pengelolaan wisata. Seperti halnya yang terjadi di Baduy, Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Jawa Barat. Hiruk pikuk pariwisata yang telah berlangsung di Baduy selama ini ternyata belum memberikan dampak signifikan bagi warga dan lingkungannya. Hambatan yang dihadapi di antaranya dikarenakan belum maksimalnya lembaga lokal yang memiliki legitimasi mengatur kegiatan pariwisata. Tingginya ketergantungan akan paket wisata dari pihak luar. Banyaknya pemandu dari luar yang telah membawa masuk wisatawan ke Baduy. Dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat pariwisata. Adanya keterbatasan ketrampilan dan kapasitas sumber daya manusia juga menjadi penyebabnya. Artikel ini dikembangkan dari proses pendampingan yang dijalankan dengan pendekatan participatory action research. Secara spesifik, artikel ini bertujuan menjelaskan teknik, proses pendampingan yang dijalankan sekaligus menegaskan tantangan selama mendampingi pengelola Saba Budaya Baduy. Hasilnya, beragam kebutuhan pelatihan pariwisata sudah diberikan untuk memastikan kesiapan sumber daya manusia setempat. Pasca pelatihan dilanjutkan pendampingan guna memastikan kendala dalam penerapan program pelatihan. Tantangan pendampingan di masyarakat Baduy mengharuskan tim pendamping mampu memahami nilai-nilai budaya yang masih dipertahankan di tengah modernitas ini. Dibutuhkan kemampuan dan ketrampilan melakukan komunikasi dengan pendekatan budaya agar program pendampingan, baik yang sifatnya fisik dan non fisik dapat diterima sepenuhnya oleh warga Baduy. Tahapan pendampingan kepariwisataan di komunitas adat membutuhkan proses yang berkelanjutan guna memastikan warga Baduy lebih berdaulat dalam pengelolaan pariwisata
References
Abdullah, N., Syam, N., & Surur, F. (2021). Analisis Interaksi Keruangan dalam Mendukung Optimalisasi Pengembangan Potensi Wilayah Kepulauan. Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, 5(1), 55-64. doi:10.24912/jmstkik.v5i1.7761
Aprilia, Cika, (2022). Kajian Analisis Batasan Etnik Suku Baduy Dalam terhadap Wisatawan di Kampung Cibeo. Jurnal Studi Inovasi. Vol. 2 No 3: 25-33 http://doi.org/10.52000/jsi.v213.101
Beeton, S., (2006) Community Development Through Tourism, Australia: Landlinks Press.
Goodwin, H., & Santilli, R. (2009). Community-based tourism: A success? ICRT Occasional Paper 11. GTZ.
Herandy, Charistya. (2022). Pariwisata Baduy: Antara Perubahan dan Kontinuitas. Lembaran Antropologi. Vol. 1, No. 2 (2022) Page 204—216 https://doi.org/10.22146/la.423
Herdiana, D. (2019). Peran masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat. JUMPA, 6(1), 63-86. doi: https://doi.org/10.24843/JUMPA.2019.v 06.i01.p04
Hermawan, H. (2016). Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran Terhadap Ekonomi Masyarakat Lokal. Jurnal Pariwisata. 3(2). doi: https://doi.org/10.31294/par.v3i2.1383
Hudayana, Bambang. (2017). Pemberdayaan Masyarakat: Bunga Rampai Antropologi Terapan. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Ira, W.S., & Muhamad, M. (2019). Partisipasi Masyarakat pada Penerapan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan (Studi Kasus Desa Wisata Pujon Kidul, Kabupaten Malang). Jurnal Pariwisata Terapan, 3(2), 124-135. doi: https://doi.org/10.22146/jpt.43802
Mueller, Jocelyn G. dkk. (2010).”Evaluating Rapid Participatory Rural Appraisal as an Assessment of Ethnoecological Knowledge and Local Biodiversity Patterns” dalam Conservation Biology, 24(1): 140–150
Mowforth, M. dan Ian Munt, (1998). Tourism and Sustainability: New Tourism in the Third World, London: Routledge.
Raharjana, Destha Titi. (2012). Membangun Pariwisata Bersama Rakyat: Kajian Partisipasi Lokal dalam Membangun Desa Wisata di Dieng Plateau. Kawistara. Vol. 2 No 3, 22 Desember: 225—328.
Rahayu, S., & Febrina, R. (2021). Pemberdayaan masyarakat desa melalui BUMDes di Desa Sugai Nibung. Jurnal Trias Politika, 5(1), 49–61
Setiawan, Nur. R. Mardiana, dan S. Adiwibowo.(2023). Adaptasi Masyarakat Baduy terhadap Pertumbuhan Penduduk dan Modernisasi; Studi Ekologi Budaya dan Ekospritualitas di Desa Kanekes, Kabupaten Lebak Banten. FOCUS. Vol. 4 No.2, pp: 107-120 doi:https://doi.org/10.26593/focus.v4i2.7123
Scaglione, M., Marx, S., & Johnson, C. (2011). Tourism and poverty alleviation approaches: A case study comparison. In P. Keller & T. Bieger (Eds.), Tourism development after the crises. Global imbalances—Poverty alleviation (5, pp. 207–226). Berlin: Erich Schmidt Verlag GmbH & Co.
Scheyvens, R. (2002). Tourism for Development: Empowering Communities. Harlow: Prentice Hall.
Waluya, B, E. Malihah, Mamat R, dan E. Wiyanarti, (2021). Kajian Nilai-Nilai Saba Budaya Baduy sebagai Modal Sosial untuk Menjaga Lingkungan dari Ancaman Kerusakan Akibat Pariwisata. Jurnal Pendidikan Sosiologi. 11(2): 191-200.
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Lalu Abdul Azus, Destha Titi Raharjana
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.